Pada jaman dahulu kala, terdapat Kerajaan yang sangat berkusa di Jawa Timur, yang dipimpin oleh Raja Kertamarta yang memimpin Kerajaan Daha. Raja Kertamarta memiiki dua orang Putri yang cantik jelita. Dewi Galuh si sulung, dan CandraKirana si bungsu. Kecantikan dua Putri ini terkenal sampai ke penjuru negeri.
Hingga pada suatu hari, kecantikan dua Putri Kerajaan Daha terdengar oleh putra mahkota Kerajaan Kahuripan, Pangeran Inu Kertapati. Ia sangat penasaran dengan berita itu, dan ingin melihat secara langsung, dan berniat untuk mempersunting salah satunya.
Singkat cerita, berangkatlah Pangeran ke Daha, dengan dikawal oleh banyak prajurit. Sesampainya di Daha, Pangeran di sambut oleh Permaisuri dan dua Putrinya yang cantik. Melihat ketampanan Pangeran, Dewi Galuh langsung jatuh hati kepadanya dan berharap agar lamaran Pangeran jatuh kepadanya.
Pangeran pun telah membuktikan kecantikan dua Putri Kerajaan Daha, namun, sangat disayangkan bagi Galuh, ternyata Pangeran lebih menyukai adiknya, CandraKirana. Pangeran ingin mengenal lebih dekat sosok CandraKirana. Dan memutuskan untuk menginap beberapa hari di Kerajaan Daha.
Saat itu, Pangeran mengamati bahwa ternyata selain cantik PutriKirana juga baik. Pangeran menjadi sangat yakin akan pilihannya, hingga pada akhirnya, ia memberitahu maksud kedatangannya kepada Raja Kertamarta sebelum ia kembali ke Kerajaannya.
Pangeran mengungkapkan bahwa ia ingin mempersunting Putri CandraKirana menjadi istrinya. Raja Kertamarta pun menyetujui pinangan Pangeran dan segera mengadakan acara pertunangan.
Kabar itu, tentu membuat hati Putri Dewi sakit. Pasalnya, Galuh menaruh hati lebih dulu kepada Pangeran Inu dan meras bahwa di lah yang pantas menjadi isteri Pangeran. Seketika saja, Galuh iri terhadap adiknya itu, ia masih tidak menerima garis takdir untuknya.
Dan merencanakan hal buruk kepada adiknya. Dewi Galuh mengunjungi Mbok Mian, yang merupakan penyihir yang terkenal di Kerajaan Daha. Dewi Galuh menceritakan kelu kesal dan meminta batuan kepada Mbok Mian.
“Mbok Mian, aku memiliki perintahkan untukmu”, ungkap galh,
“sedawuh sewu gusti, apa perintah untuk hamba”, ungkap mbk mian samil menunduk.
“aku ingin kau menyihir Putri CandraKirana menjadi seekor keong, lalu buang ia ke sungai”, ungkap Galuh.
“”nyuwon sewu gusti, Putri Candra Kirana orang baik, mengapa hamba harus menyihir beliau, lagi pula Putri Candra Kirana kan adikmu”, ungkap Mbok Mian bertanya-tanya.
“dia telah jahat padaku. Lakukan saja perintahku!”, tangkas Galuh.
“nyuwon sewu gusti, tapi bagaimana aku akan melaksanakan perintah. Putri Candra Kirana kan jarang keluar istana”, ungkap Mbok Mian..
“ kau benar mbok. Tenang saja, aku akan mengatur bagaimana agar Putri dapat dikeluarkan dari istana.”, ungkap Galuh.
“sendiko dawuh gusti”, ungkap Mbok Mian.
Putri Galuh pun kembali ke istana, ia merencana suatu trick agar Putri Candra Kirana dikeluarkan dari istana. Finally, Putri Dewi Galuh melakukan fitnah besar kepada adik kandungnya sendiri yang membuat Putri Candra Kirana dusir dari istana. Putri Kirana sangat sedih, dn kecewa kepad kakaknya yang tega melakukan fitnah keji pada dirinya. Putri pergi ke dekat sungai ingin mengambil air. Ketika ia sedang duduk sejenak, suara aneh datang.
“ ihihi..ihihii..ihihii…”
Putri Kirana terbangun dan mencari sumber suara itu, namun tak ada yang dapat ia temukan. Putri Kirana kebingungan, karena tak ada seorang pun yang dilihatnya. Kemudian, ia memutuskan untuk pergi dari sungai. Dan ketika ia hendak pergi, datanglah sesosok nenek muncul di depannya. Nenek itu adalah Mbok Mian yang disuruh kakaknya untuk mengubahya menjadi seekor keong. Putri Kirana pun kaget dan bertanya perihal nenek itu,
“kenapa, tiba-tiba ada nenek did epan saya, siapa nenek sebenarnya?”, tanya Putri Kirana.
“sendiko dawuh gusti, hamba adalah Mbok Mian, hamba ditugaskan Putri Dewi Galuh untuk mengubah Putri Kirana menjadi keong”, jelas Mbok Mian.
“apa! Tolong jangan lakukan itu nek, saya sudah cukup difitnah dan diusir, mengapa masih kurang?”, pinta Putri Kirana.
“nyuwun sewu gusti, hamba hanya menjalankan perintah”, jawab Mbok Mian.
Dan akhirnya Mbok Mian menyihir Putri Kirana, sebelum ia membuangnya ke sungai, Mbok Mian berpesan bahwa sihir akan hilang ketika Putri Kirana berhasil bertemu dengan tunangannya.
Putri Kirana telah menadi keong, ia hanyak sampau ke lautan. Sampai suatu hari, ia terperangkap jaring seorang nenek nelayan. Nenen itu membawa keong yang didapatinya ke rumah untuk disantap. Karena keong Putri Kirana berwarna emas, nenek memisahkannya dan menyimpannya.
Esok harinya, nenek pergi lagi untuk mencari ikan seperti biasanya. Dan ketika nenek pulang dari melaut, berbagai makanan sudah tersaji di meja mkannya. Nenek sangat bingung, mengingat ia hanya seorang diri di rumah itu, dan tak ada yang peduli dengannya. Nenek sangat bingung siapa yang mengirimkan makanan sebanyak ini untuknya.
Keesokan harinya nenek pergi lagi, dan terjadi hal yang sama ketika ia pulang sudah tersaji berbagai makanan enak untuknya. Kali ini rasa penasaranan nenek tidak bisa diabaikan, ia berencana menyelidiki siapa dibalik semua ini. Esok harinya nenek sengaja pulang lebih cepat agar dapat mengetahui siapa yang mengirimkan makanan untuknya.
Dan terkejutnya ia ketika sampai di halaman rumah, melihat asap mengepul berasal dari dapurnya. Dengan terburu-buru, nenek segera membuka rumahnya. Dan sangat terkejutnya ia ketika melihat sesosok wanita muda dan cantik dengan rambut panjang dan pakaian bak Putri Raja di dalam rumahnya.
“si,..si..siaapa kau??? Mengapa kau ada di dalam rumah ku”, tanya nenek heran.
“aku adalah jelmaan keong mas yang kau tangkap di laut tiga hari yang lalu. Aku adalah Putri Candra Kirana yang disihir oleh penyihir menjadi seorang keong”, jelas si Putri keong.
Nenek sangat terkejut mengetahui bahwa keong yang ditangkapnya bukanlah keong biasa. Dan ketika mengetahui ia adalah seorang Putri, nenek langsung menunduk dan meminta maaf. Nenek bertanya kenapa bisa disihir menjadi seekor keong.
Putri Kirana pun menceritakan panjang lebar kepada nenek nelayan apa yang terjadi padanya. Kemudian, Putri Candra Kirana pun kembali berubah menjadi seekor keong di depan nenek nelayan. Dengan hati-hati, nenek mengembalikan keong ke tempat dimana dia semula disimpan.
Pangeran Inu, tak bisa duduk diam mendengar kabar bahwa Putri Kirana, tunangannya telah diusir. Ia mendatangi Raja Kertamarta untuk mengetahui alasan apa yang membuat Putri Kirana diusir. Raja Kertamarta menjelaskan kepada Pangeran Inu, namun ia teta tidak percaya.
Pangeran Inu bersumpah akan mencari Putri Kirana untuk membuktikan sendiri. Putri Dewi Galuh yang mendengar rencana Pangeran Inu menjadi geram, ia heran mengapa Pangeran Inu begitu mencintai adiknya. Hingga akhirnya, Putri Galuh memerintahkan nenek mina untuk mengikuti Pangeran Inu.
Dalam pencariannya, Pangeran Inu berubah menjadi rakyat biasa, sementara nenek Mina berubah menjadi seekor burung gagak. Ketika diperjalanan,Pangeran Inu tersentak karena ada seekor burung gagak yang berbicara dengannya.
Burung gagak itu tak lain adalah nenek mina. Melihat seekor burung gagak yag dapat berbicara, Pangeran Inu lantas bercerita pada burung tersebut bahwa ia sedang mencari seorang Putri dari Kerajaan Daha. Burung gagak itu memberikan petunjuk kepada Pangeran Inu, namun yang sebenarnya adalah burung gagak menesatkan jlan Pangeran Inu agar tidak bertemu dengan PutriKirana. Pangeran Inupun mengikuti petunjuk yang diberikan oleh burung gagak tersebut.
Pangeran Inu, masuk ke dalam hutan, mengikuti petunjuk yang diberikan oleh nenek Mian yang berubah menjadi seekor burung gagak. Dalam perjalannya, Pangeran Inu bertemu dengan seorang kakek yang meminta makan karena kelaparan. Pangeran Inu, berhenti sejenak dan memberi makan kakek itu.
Ternyata kakek itu adalah orang sakti yang baik,, kemudian ia menolong Pangeran Inu dari pengaruh burung gagak. Dipukulnya burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu melebur menjadi asap. Kakekpun memberi tahu keberadaan Putri Candra Kirana kepada Pangeran, disuruhnya pergi ke sebuah desa bernama Dadapan, tempat dimana Putri Kirana berada.
Pangeran pun mengikuti arahan dari kakek sakti yang ditemuinya. Karena kelelahan ia butuh tempat istirahat. Dilihatnya ada sebuah rumah gubuk. Pangeran segera kesana dengan maksud untuk meminta air. Gubuk itu tak lain miliki nenek nelayan, seperti biasanya, nenek pergi kelaut pada siang hari, sehingga tak ada orang kecuali Putri kalu telah berubah wujud.
Telah lama mengetuk pintu, tak ada juga yang membukakan pintu untuknya. Pangeran hampir sangat putus asa, mengingat bekal miliknya telah habis ia berikan kepada kakek di hutan. Setelah menunggu lama, akhirnya ada yang membukakan pintu, dan tak lain itu adalah Putri Kirana yang telah berubah wujud menjadi manusia. Pangeran Inu sngat kaget, bahwa ia dapat bertemu Putri Kirana lagi, ia sangat senang.
Begitu juga dengan Putri Kirana. Seperti yang dikatakan oleh Mbok Mian yang telah mati, bahwa sihir akan hilang jika Putri bertemu dengan tunangannya. Sejak saat itu, pengaruh sihir Mbok Mian menghilang. Putri menceritakan semua yang tejadi padanya kepada Pangeran. Pangeran sangat senang karena telah menemukannya, kemudian ia makan makanan yang telah dibuatkan Putri untuknya.
Tak lama kemudian, nenek pulang. Nenek bertanya kepada Putri perihal sosok lelaki yang tidak dikenalnya. Putri menjelaskan bahwa lelaki itu adalah Pangeran Inu dari Kerajaan Kahuripan yang tak lain adalah tunangannya. Pangeran berterima kasih kepada nenek karena telah merawat Putri Kirana dengan baik dan berpamitan akan membawa Putri kembali ke istana. Akhirnya Putri berpisah dengan nenek yang telah menolongnya.
Pangeran dan Putri telah kembali ke istana. Raja Kertamarta masih murka kepada Putrinya, kemudian Pangeran menjelaskan apa yang terjadi dan ia tertegun karena telah salah mengusir anaknya sendiri. Raja menyuruh pengawal untuk membawa Putri Galuh ke hadapannya untuk meminta maaf kepada adiknya, namun ternyata Putri Galuh yang mendengar kabar kembalinya adiknya telah melarikan diri ke dalam hutan.
Nasib sial menimpa dirinya, karena ia masuk ke dalam jurang akibat kejaran pengawal. Sementara itu, Pangeran dan Putri akhirnya melangsungkan pernikahan yang mewah dan megah setelah kematian kakaknya. Dan mereka akhirnya hidup bahagia.