Papua adalah sebuah provinsi di mana penduduknya mayoritas berkulit hitam. Tetapi walaupun begitu, mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan dan adat istiadat yang berasal dari leluhurnya. Misalkan saja keberadaan rumah adat Papua, yang sampai saat ini masih bisa kita lihat keberadaannya. Rumah tradisional merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang yang perlu untuk dilestarikan supaya tidak hilang karena zaman yang semakin modern dan efek dari Globalisasi.
Penjelasan Singkat Terkait Provinsi Papua
Papua merupakan provinsi paling luas yang ada di Indonesia sebesar 319.036,05 km2. Namun luasnya kawasan ini tidak didukung dengan banyaknya penduduk karena hanya 3.888.394 jiwa saja yang menghuni provinsi tersebut
Wilayah yang berada di bagian Timur Indonesia ini terdiri dari dua provinsi yaitu Papua Barat dan Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini. Papua memiliki keberanekaragaman budaya dan juga suku sehingga mereka pun masih menghormatinya sampai saat ini dengan cara terus melestarikan apa yang telah dijaga nenek moyangnya sebelumnya.
Berbagai Jenis Rumah Adat Papua
Dikarenakan keberanekaragaman budaya dan adat istiadat yang masih mereka junjung tinggi maka keberadaan rumah adatnya pun sampai saat ini tetap ada. Bahkan rumah adat yang tersedia datang dari berbagai jenis suku sehingga rumah adat juga sangat bervariasi.
Maka dari itu, berikut ini berbagai jenis rumah adat di Papua yang dapat anda ketahui dan juga menambah wawasan terkait rumah adat yang terdapat di Indonesia.
Rumah Adat Honai
Suku Dani yang berada di kawasan Papua menempati sebuah tempat tinggal yang dikenal sebagai rumah adat Honai. Tetapi suku Honai juga menempati rumah adat ini namun hanya khusus bagi laki-laki saja.
Jika rumah-rumah pada umumnya memiliki jendela, maka rumah adat Hanoi tidak ada jendela sama sekali. Bangunannya hanya memiliki satu pintu dengan tinggi rumah 2,5 meter dan ruangan yang kecil sekitar 5 meter.
Karena rumah ini ditemukan di daerah lembah yang bersuhu dingin, maka pada bagian tengah rumah ini dibuat lingkaran untuk membakar api agar menghangatkan tubuh suku-suku yang mendiami tempat tersebut.
Fungsi dari rumah adat Hanoi sendiri sebagai tempat penyimpanan untuk berperang dan juga berburu. Selain itu karena yang menempati rumah ini adalah kaum laki-laki maka dijadikan sebagai tempat untuk mendidik dan mengajar mereka agar mapan dan mampu menghadapi segala sesuatu yang terjadi di masa depan.
Rumah Adat Ebei
Sesuai dengan namanya rumah adat Ebai diperuntukkan bagi kaum perempuan khususnya anak-anak perempuan untuk menuntut ilmu pendidikan. Para ibu akan tinggal di rumah adat ini untuk membesarkan anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan.
Tetapi jika anak laki-laki sudah beranjak dewasa maka mereka akan pindah ke rumah adat Hanoi yang khusus diperuntukkan untuk kaum laki-laki yang sudah dewasa. Untuk bangunan rumah adat ini masih sama seperti rumah adat Hanoi tidak ada jendela hanya pintu saja. Ukurannya pun kecil seperti ukuran pada rumah adat Hanoi.
Rumah Adat Wamai
Rumah adat yang ada di Papua selanjutnya adalah rumah adat Wamai. Rumah adat ini diperuntukkan bagi hewan yang di ternak oleh suku yang berada di Papua. Hewan yang mereka ternakkan adalah ayam dan babi bahkan anjing pun termasuk di dalamnya.
Untuk bentuk dari rumah adat Wamai ini sangat fleksibel di mana semua tergantung dari jumlah hewan ternaknya. Pada tiangnya diberi penyangga yang dibuat dari kayu dengan ukuran kecil. Pada bagian atapnya pun berasal dari jerami.
Itu menunjukkan bahwa suku-suku yang berada di Papua masih mencintai hal-hal yang berbau alam. Sehingga mereka akan terus menjaga dan melestarikan alam sebaik mungkin dengan caranya masing-masing. Letak Wamai tidaklah dekat dengan tempat tinggal warga. Tetapi antara rumah adat Wamai satu dengan lainnya saling berdekatan.
Rumah Adat Kariwari
Rumah adat Papua berikutnya adalah rumah adat Kariwari yang dikenal dengan rumah adat duku Tobati-enggros yang menempati tepian Danau Sentani. Uniknya dari tempat ini sengaja dibangun untuk anak laki-laki berusia 12 tahun.
Anak laki-laki tersebut dapat mengenyam ilmu pendidikan untuk menjalani kehidupan mereka nantinya saat dewasa. Bahkan mereka akan mempelajari berbagai keterampilan di rumah adat ini agar nantinya lebih mandiri dalam mencapai sesuatu hal.
Bangunan rumah adat Kariwari lebih luas jika dibandingkan dengan rumah adat lainnya yang ada di Papua. Mungkin hal itu dikarenakan rumah adat ini dijadikan sebagai tempat untuk menimba ilmu jadi di desain khusus untuk menampun sejumlah anak laki-laki.
Rumah Adat Rumsram
Rumah adat yang berasal dari suku Biak Numfor dikenal dengan nama rumah adat Rumsram. Sama seperti kebanyakan rumah adat lainnya yang ada di Papua, rumah adat Rumsram diperuntukkan bagi kaum laki-laki.
Fungsi dari rumah adat ini sama seperti rumah adat Kariwari di mana kaum laki-laki akan mendapatkan berbagai ilmu pendidikan untuk masa depan nantinya. Bentuk dari rumah ini terlihat berbeda dari bagian atapnya di mana kedua sudut akan membentuk sisi lancip yang runcing seperti rumah adat yang ada di Padang dan Sulawesi Selatan.
Bentuknya itu jika anda lihat akan tampak seperti perahu yang terbalik. Mungkin itu karena mata pencarian suku ini adalah sebagai nelayan yang mencari ikan di laut. Untuk bahan membuat bangunannya diambil dari bahan-bahan yang ada di alam.
Misalnya kulit kayu, sagu, bambu dan lain sebagainya. Rumah adat ini banyak kemiripan dengan rumah adat Kawirari di mana dindingnya dibuat dari bambu, lantainya terbuat dari kulit kayu dan atapnya pun dari daun. Benar-benar memanfaatkan semua sumber daya alam yang sudah diberikan Tuhan untuk mereka.
Makna Yang Terkandung Dari Rumah Adat Papua
Rumah adat bukan hanya sekedar rumah saja tetapi ada makna yang terkandung di dalamnya. maka dari itu setiap generasi harus menjaga kelestarian rumah adat ini agar makna yang ada tetap terjaga dan bisa dijalankan sesuai dengan yang di wasiatkan oleh para leluhur.
Sama seperti rumah adat Papua, di mana setiap rumah adat yang dibangun terdapat bentuk melingkar. Bentuk itu bukan dibuat begitu saja, padahal di dalamnya terdapat makna yang tersembunyi seperti sebagai simbol dalam menjaga kesatuan dan persatuan para suku. Menjaga dan merawat serta mempertahankan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka.
Rumah adat tersebut juga sebagai bentuk ke kompakkan hidup dalam satu atap oleh para suku-suku yang mendiami tempat tersebut. Dan sebenarnya masih banyak lagi makna yang terkandung pada berbagai jenis rumah adat yang ada di Papua.
Jika kita melihat dari berbagai suku yang ada di Papua yang memiliki berbagai rumah adat Papua, maka sangat terlihat jelas mereka begitu menghargai dan melestarikan apa yang sudah diwariskan oleh para leluhur. Bukankah hal semacam itu yang harus di contoh oleh suku-suku lain yang ada di Indonesia?